KESEPIAN. Satu kata yang membuat kita "ketakutan" karena kita terbiasa dengan ketidaksepian; selalu dikelilingi suasana kepenuhan, sukacita, dan ketenangan. Riang canda, senyum tawa, dan kebahagiaan menjadi suasana yang sangat kita rindukan. Sebaliknya, kesepian? Hmmm..."Kalau bisa jangan deh!" itulah yang sangat mungkin juga Anda katakan. Karena kita tidak ingin kesepian; karena kita ingin selalu berinteraksi dengan sesama, dengan orang yang memahami kita. Benarkah kesepian menjadi menakutkan?
JAWABANNYA, bisa YA bisa juga TIDAK. Ini sangat tergantung kepada hati kita, siapkah hati dilatih untuk menghadapi apa pun yang terjadi? Menghadapi segala kemungkinan di dalam hidup, entah itu sepi maupun ramai. Siapkah kita berkata kepada diri sendiri bahwa fragmen hidup apa pun harus dilakoni. Peran apa pun, selama kita melakukannya dengan pengenalan diri yang terkendali, harus tetap kita hayati. Meskipun itu sulit. Dan jika kita ingin semua serbamudah, bukankah hidup malah terasa hambar?
Kesepian membuat kita kadang bertanya, "Apa yang bisa saya lakukan?" Menangis? Kenapa tidak? Selama tangis itu menjadi penyeimbang suasana hati, menjadi salah satu cara untuk membersihkan hati dari kesesakan, maka itu pun baik dilakukan. Atau merenung? Selama itu nyaman di saat sepi, lakukan saja! Berdoa? Itu pasti, karena di dalam sepi maupun ramai, doa bisa dipanjatkan.
MENJADILAH KUAT
Kesepian memang identik dengan kesedihan. Namun, ketika kesedihan itu bisa kita maknai dengan kesabaran dan penyadaran diri, maka hati dan pikiran kita akan mampu bertumbuh dengan lebih baik lagi. Maka menjadilah kuat di saat sepi. Kebijaksanaan sering muncul dari situasi-situasi tidak mengenakkan ini, termasuk saat kita kesepian. Di dalamnya, kita bisa menyendiri dan membangun dialog nurani untuk satu pembelajaran hidup.
Banyak karya terkenal dan disukai orang terlahir dengan mengambil setting "kesepian" itu. Salah satu buktinya, ketika saya mendengar lagu "Yogyakarta", ini sebagian liriknya: "...bila hati mulai sepi...tanpa terobati..." Dan, saya "contek" menjadi judul tulisan ini, bukan? Namun, hal yang penting di sini, di saat-saat tak mengenakkan pun, kita bisa berkarya, dan karya itu semoga bisa dibaca, didengarkan, atau dilihat orang, lalu memberi inspirasi untuk menghadapi hidup yang sering kali terasa berat dan penuh dengan tantangan.
Setiap hidup pasti memberikan maknanya. Setiap kesepian juga pasti membawa kabar sukacita dengan caranya yang berbeda. Kesepian dan kesedihan memang sangatlah berat dirasakan, namun ketika kita mampu mengolahnya, menikmatinya dengan rasa "asem manis", maka ucap syukur pun tidak akan pernah kita lupakan. Selalu ada yang bisa kita lakukan, dalam situasi apa pun, termasuk di saat kita "kesepian". Jangan menyerah!*****
sumber :http://www.buahaticerdas.com
JAWABANNYA, bisa YA bisa juga TIDAK. Ini sangat tergantung kepada hati kita, siapkah hati dilatih untuk menghadapi apa pun yang terjadi? Menghadapi segala kemungkinan di dalam hidup, entah itu sepi maupun ramai. Siapkah kita berkata kepada diri sendiri bahwa fragmen hidup apa pun harus dilakoni. Peran apa pun, selama kita melakukannya dengan pengenalan diri yang terkendali, harus tetap kita hayati. Meskipun itu sulit. Dan jika kita ingin semua serbamudah, bukankah hidup malah terasa hambar?
Kesepian membuat kita kadang bertanya, "Apa yang bisa saya lakukan?" Menangis? Kenapa tidak? Selama tangis itu menjadi penyeimbang suasana hati, menjadi salah satu cara untuk membersihkan hati dari kesesakan, maka itu pun baik dilakukan. Atau merenung? Selama itu nyaman di saat sepi, lakukan saja! Berdoa? Itu pasti, karena di dalam sepi maupun ramai, doa bisa dipanjatkan.
MENJADILAH KUAT
Kesepian memang identik dengan kesedihan. Namun, ketika kesedihan itu bisa kita maknai dengan kesabaran dan penyadaran diri, maka hati dan pikiran kita akan mampu bertumbuh dengan lebih baik lagi. Maka menjadilah kuat di saat sepi. Kebijaksanaan sering muncul dari situasi-situasi tidak mengenakkan ini, termasuk saat kita kesepian. Di dalamnya, kita bisa menyendiri dan membangun dialog nurani untuk satu pembelajaran hidup.
Banyak karya terkenal dan disukai orang terlahir dengan mengambil setting "kesepian" itu. Salah satu buktinya, ketika saya mendengar lagu "Yogyakarta", ini sebagian liriknya: "...bila hati mulai sepi...tanpa terobati..." Dan, saya "contek" menjadi judul tulisan ini, bukan? Namun, hal yang penting di sini, di saat-saat tak mengenakkan pun, kita bisa berkarya, dan karya itu semoga bisa dibaca, didengarkan, atau dilihat orang, lalu memberi inspirasi untuk menghadapi hidup yang sering kali terasa berat dan penuh dengan tantangan.
Setiap hidup pasti memberikan maknanya. Setiap kesepian juga pasti membawa kabar sukacita dengan caranya yang berbeda. Kesepian dan kesedihan memang sangatlah berat dirasakan, namun ketika kita mampu mengolahnya, menikmatinya dengan rasa "asem manis", maka ucap syukur pun tidak akan pernah kita lupakan. Selalu ada yang bisa kita lakukan, dalam situasi apa pun, termasuk di saat kita "kesepian". Jangan menyerah!*****
sumber :http://www.buahaticerdas.com
No Response to "Bila Hati Mulai Sepi...."
Posting Komentar