Yang sedang dirundung kegelisahan dan keresahan hati, bahkan mungkin
sedang diuji dengan berbagai cobaan hidup yang menurutmu sungguh sangat
merisaukanmu dan sungguh telah membuat gundah hati serta pikiranmu. Aku
sebagai sahabatmu, tak mampu berbuat banyak untuk membuatmu bangkit dari
keterpurukanmu, namun aku akan selalu berusaha menemanimu dengan
sedikit do’a, motivasi dan harapan yang mudah-mudahan senantiasa
menyertaimu. Karena sebagaimana yang engkau ketahui, bahwa aku bukanlah
seorang guru, bukan pula seorang motivator
ulung apalagi seorang psikiater. Aku hanyalah ingin berbagi denganmu,
aku hanya ingin melihatmu kembali bangkit dari segala keputusasaanmu,
kegelisahanmu dan keresahan hatimu.
Inilah kisah hati seorang manusia, hati yang menjadi kendali setiap
amal perbuatan manusia, yang menjadi tempat bernaung segala hal yang ada
di pikiran manusia. Ia sangat mudah tersentuh dan sangat mudah pula
terpengaruh. Ia merupakan kekayaan berharga bagi seorang manusia, dimana
ia menjadi ukuran kekuatan dirinya ketika sedang diuji dengan berbagai
macam cobaan hidup, kesusahan hidup bahkan kesenangan hidup, karena
disanalah tempatnya keimanan seseorang berada.
Sesungguhnya setiap manusia terlahir dalam keadaan lemah dan
sesungguhnya pula bahwa sudah menjadi kodrat manusia bahwa manusia
adalah bersifat tergesa-gesa dan suka berkeluh kesah. Semakin ia
tergesa-gesa, maka semakin besar pula peluangnya untuk salah melangkah.
dan semakin ia berkeluh kesah, maka semakin terbuka lebar pula
kesempatannya untuk selalu merasa resah dan gelisah. Dan dalam kaitan
ini, Allah ‘Azza wa Jalla telah menjelaskan, ”Sesungguhnya manusia itu
diciptakan bersifat keluh kesah serta kikir. Apabila ditimpa kesusahan,
ia gelisah.” (QS. Al-Ma’arij: 19-20)
Memang benar, terkadang perasaan hati itu menjadi tampak unik, menjadi sulit dimengerti, bahkan menjadi misterius bagi dirimu sendiri apalagi orang lain. Dalam kenyataan hidup kita, sering sekali muncul berbagai perasaan hati yang bahkan diri kita sendiri tidak memahaminya dan tidak juga menduga kedatangannya, sehingga terkadang tiba-tiba hati merasa sendiri, hampa, sepi, bahkan merasa resah dan gelisah, tanpa mengetahui apa yang menjadi penyebab masalahnya.
Memang benar, terkadang perasaan hati itu menjadi tampak unik, menjadi sulit dimengerti, bahkan menjadi misterius bagi dirimu sendiri apalagi orang lain. Dalam kenyataan hidup kita, sering sekali muncul berbagai perasaan hati yang bahkan diri kita sendiri tidak memahaminya dan tidak juga menduga kedatangannya, sehingga terkadang tiba-tiba hati merasa sendiri, hampa, sepi, bahkan merasa resah dan gelisah, tanpa mengetahui apa yang menjadi penyebab masalahnya.
Dan sesungguhnya pula, bahwa hal-hal seperti itu bisa saja datangnya
dari bisikan syaithan laknatullah, namun tidak tertutup kemungkinan
bahwa hal itu adalah datang karena masalah yang timbul dari diri kita
sendiri, atau karena terkait sebuah kisah percintaan,
persahabatan dan persaudaraan atau bisa juga menyangkut profesi serta
pekerjaannya. Apapun penyebabnya, maka seharunyalah kita mewaspadainya
dan berusaha untuk menyikapinya dengan penuh bijak.
Duhai sahabatku,
Carilah sandaran hatimu yang bisa membuatmu kembali bangkit dari
keterpurukanmu, dari kegelisahan dan keresahan hatimu! Dan tidak ada
sebaik-baik sandaran dalam hidupmu melainkan Allah, Rabb Yang
Menciptakanmu dan Yang Menguasai Jiwamu. Cukuplah Allah sebagai tempat
mengadu dan berkeluh kesah. Sampaikanlah segala keluh kesahmu, rasa
gelisah dan resahmu, ketakutanmu juga ketidakberdayaanmu pada-Nya,
dengan penuh kerendahan hatimu dalam setiap do’a dan sujudmu. Walau
engkau tidak melihat-Nya, tapi yakinlah bahwa Allah melihatmu. Walau
engkau tidak mendengar suara-Nya, tapi yakinlah bahwa Ia mendengar
segala ucapanmu. Walau engkau tidak merasakan kehadiran-Nya secara
langsung, tapi yakinlah bahwa Ia selalu bersamamu. Walau engkau tidak
melihat senyum-Nya, tapi yakinlah bahwa Ia tersenyum karena keikhlasan dan penghambaanmu kepada-Nya.
Duhai sahabatku,
Saat engkau begitu gelisah dan resah dengan segala permasalahanmu,
saat engkau ingin mengungkapakn segala kegundahanmu dalam hal kehidupan
juga harapan hidupmu, setelah engkau sandarkan semua urusanmu kepada-Nya
dan engkau sampaikan segala masalahmu kepada-Nya. Mungkin engkau pernah
terbersit atau bahkan selalu berpikir juga untuk berbagi bersama
sahabat terbaikmu. Jika memang hal itu tidak menjadikan dirimu berpaling
dari-Nya, maka lakukanlah dengan penuh kearifan. Karena seorang sahabat
bisa juga menjadi salah satu motivasi hidup
bagimu untuk kembali bangkit dan melepaskan diri dari segala
kegelisahan serta keresahan hatimu. Namun perlu engkau ingat pula,
pilihlah sahabat terbaikmu dari golongan yang seiman denganmu, yang
shaleh shalehah dan tidak mengharapkan imbalan darimu, yang memiliki
keteguhan iman dan senantiasa menjaga ketahuidannya, karena ia
senantiasa akan mengarahkanmu pada jalan-Nya, pada rahmat-Nya juga pada
kasih sayang-Nya.
Maka, jika engkau telah menemukannya, datangilah ia dan berbagilah
dengannya, ungkapkan segala kegundahan hatimu, namun tetapkanlah dalam
hati dan imanmu bahwa sesungguhnya Allah lah yang hanya bisa
menghilangkan segala kegelisahan hatimu serta mengangkat segala
keresahan hidupmu. Dan berhati-hatilah terhadap seorang teman yang
mengaku-ngaku sahabat, karena tidak semua teman bisa menjadi seorang
sahabat sesungguhnya. Hati-hatilah dengan segala ucapannya, karena
terkadang ucapannya indah terdengar namun ia melukai dirimu dari
belakangmu. Jika engkau salah memilih sahabatmu, salah melangkahkan
kakimu, salah mengutarakan kegelisahanmu, salah mengungkapkan
keresahanmu padanya, bisa jadi ia akan berpaling darimu saat engkau
terlanjur berharap ia mendengarkan dan memberikan pencerahannya, hingga
engkau pun semakin merasa terpuruk dan kehilangan semangat hidupmu.
Karena seorang sahabat sejati
akan datang menghampiri saat seorang sahabatnya terluka, tersakiti,
atau saat dimana sahabatnya merasa sendiri dengan segala kegelisahan
serta keresahannya. Dan ia pun tak akan datang menghampirimu hanya
disaat engkau bahagia dan merasa berkecukupan.
Duhai sahabatku,
Teruslah berdo’a dan berharap akan segala rahmat serta kasih sayang-Nya dengan penuh harap dan takut,
“Karena sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al Insyirah: 5-6)
Teruslah berdo’a dan berharap akan segala rahmat serta kasih sayang-Nya dengan penuh harap dan takut,
“Karena sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al Insyirah: 5-6)
resensi :http://maknahidup.blogdetik.com/
No Response to "MAKNA HIDUP"
Posting Komentar